Sore itu senja menertawakanku dalam kebodohan yang telah kulakukan. Angin tersenyum bangga melihat jatuhnya diri terhempas ke dalam lubang penyesalan yang tak beralasan. Sang gelap pun seolah turut menyaksikan betapa kau harus tertunduk malu...ah..bukan malu, akan tetapi lebih kepada penyesalan yang mendalam, mengapa semua ini harus terjadi.
Harus ku akui, bahwa kekeliruan itu adalah buah dari kesalahanku yang fatal. Tapi ku juga hanyalah sebatas manusia biasa yang tak pernah mengerti akan sebuah alur hidup yang berjalan. Dan berkali-kali kucoba menjelaskan hal itu. Tapi sia-sia, sang amarah terus memuncak dan seolah hendak menjatuhkanku dalam sebuah lubang yang lebih dalam.
Mata-mata itu tak sanggup ku tatap karena perasaa bersalah yang mendalam. Bukan sepenuhnya kesalahanku, tapi sudahlah, aku tak pernah mau ribut dan ambil pusing untuk hal sekecil tadi. Hidupku sudah terlampau menyakitkan ketimbang harus selalu merasa diri paling benar. Karena aku selalu yakin bahwa TIDAK ADA KEBENARAN SEJATI didunia ini, kecuali ALLAH YME.
Saat itu hatiku bergumam tak karuan ada perasaan bersalah, namun ku juga tak begitu bersalah, tapi entahlah, aku hanya berusaha mencoba menjadi orang yang bijak dalam keadaan seperti itu. Satu hal yang pasti, aku tak ingin mempunyai banyak musuh dalam satu lingkungan, aku lebih berharap mempunyai sejuta kawan dan sahabat yang mengiringi setiap detik kehidupanku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar